Saturday, 9 March 2013

Salam Hormat Untuk Hugo Chavez

Pada tanggal 5 Maret yang lalu salah seorang teman dari Venezuela menyampaikan ucapan selamat ulang tahun lewat akun facebook saya. Sambil mengucapkan terima kasih, saya kemudian bertanya tentang kabar dari Presidennya, Hugo Chavez, yang sejak dua bulan terakhir telah dirawat di salah satu rumah sakit di Kuba untuk menjalani operasi kanker yang telah lama dideritanya.


Sumber: www.google.com

"How is your President?", demikian pertanyaan saya kepada Ainaru Anez. Sama sekali tidak ada dugaan bahwa pada hari itu juga, sang Presiden telah dipanggil pulang oleh sang pencipta.

Semasa kepemimpinannya sebagai Presiden Venezuela, Chavez sangat dikenal dengan kebijakan-kebijakan sosialisnya. Kebijakan yang menjadikan keinginan dan kehendak rakyat dalam arti yang sebenarnya sebagai kekuatan utama yang menggerakan roda kehidupan negara Venezuela.

Hugo Chavez terpilih sebagai Presiden Venezuela dalam pemilihan umum yang digelar pada bulan Desember tahun 1998 setelah memperoleh suara mayoritas sebanyak 56%, mengalahkan dua partai kanan yang telah menguasai Venezuela selama 40 tahun. Setahun kemudian Chavez menggelar referendum untuk membentuk Dewan Konstitusi sebagai langkah awal untuk merealisasikan berbagai kebijakan sosialisnya. Dewan bentukan Chavez ini memperoleh dukungan mayoritas 90% rakyat Venezuela yang menjadi peserta referendum pada saat itu. Dewan Konstitusi merupakan cara Chaves untuk meningkatkan keterlibatan rakyat dalam kegiatan politik secara rutin, tidak hanya dalam proses pemilihan umum lima tahunan. Dewan Konstitusi mengambil sebagian kewenangan parlemen seperti penunjukan hakim dan penunjukan perwira militer yang akan memperoleh promosi. Kepercayaan masyarakat Venezuela atas pemerintahan Chavez berhasil menjadikan dia kembali terpilih sebagai Presiden Venezuela dalam pemilihan umum yang digelar pada bulan Oktober tahun 2012.

Chavez menjadikan semangat juang Simon Bollivar (pemimpin perjuangan kemerdekaan rakyat Venezuela pada tahun 1811 dan 1821) sebagai sumber inspirasi dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat Venezuela. Semangat inilah yang menjadikan kebijakan-kebijakan Chavez mendapat dukungan penuh dari Chavitas (sebutan bagi pendukung Chavez) yang jumlahnya adalah mayoritas dari total penduduk Venezuela.

Chavez mendapat tempat tersendiri di hati rakyat Venezuela atas sejumlah kebijakan sosialisnya yang sangat pro kesejahteraan rakyat Venezuela. Chavez telah melakukan 5 kali devaluasi sejak tahun 2003 dan terakhir kali dilakukan pada tanggal 13 Februari 2013. Devaluasi adalah kebijakan menurunkan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Kebijakan Devaluasi pada Februari 2013 berhasil memangkas nilai kurs mata uang Venezuela terhadap dolar Amerika sebanyak 32 persen dari sebelumnya 1 $US = 6,3 bolivar menjadi 1$US = 4,3 bolivar. Tujuan dari kebijakan devaluasi adalah untuk menjadikan harga komoditas ekspor menjadi lebih murah sehingga dapat bersaing di pasar internasional. Namun dampak negatifnya adalah harga barang-barang impor menjadi lebih mahal.

Pada tahun 2005 Chavez menyatakan dengan jelas bahwa dia menentang penerapan Free Trade Area of Americas (FTAA) dengan alasan bahwa kawasan perdagangan bebas tersebut nantinya hanya akan menguntungkan negara-negara maju di utara. Chavez pun aktif untuk melakukan nasionalisasi beberapa perusahaan asing di sektor perbankan, semen dan migas sejak tahun 2007. Salah satu tujuan dari kebijakan nasionalisasi perusahaan asing ini adalah untuk meningkatkan pendapatan negara dari perusahaan domestik. Bahkan pada akhir tahun 2012, Chavez mengancam akan menasionalisasi bank-bank swasta yang menolak untuk mendanai proyek-proyek pertanian yang telah diprogramkan. Peraturan perundangan Venezuela mewajibkan bank-bank swasta untuk menyediakan 10% dari dana kreditnya untuk membiayai program pertanian pemerintah.

Tidak lama setelah Chavez menjadi Presiden, Venezuela berhasil melunasi hutangnya ke IMF. Keberhasilan ini kemudian ditindaklanjuti dengan keluarnya Venezuela dari Bank Dunia dan IMF pada tanggal 30 April 2007. Chavez juga berupaya untuk menyebarkan paham sosialisme dan revolusi Bolivariannya ke kawasan Amerika Latin dan Karibia dengan menawarkan minyak murah kepada negara-negara sekutunya seperti Bolivia, Ekuador, Nikaragua dan beberapa negara Karibia. Pemerintahan Chavez pun berhasil untuk menyediakan perumahan murah, pengobatan gratis dan pendidikan gratis sampai perguruan tinggi bagi warga Venezuela.

Berbagai kebijakan positif dari Presiden Chavez patut dicontoh oleh pemimpin negara-negara berkembang dalam mendiskresi kebijakan-kebijakan ekonomi di negara mereka masing-masing, termasuk Indonesia. Chavez merupakan teladan hidup perlawanan sebuah negara berkembang dalam menentang imperialisme ekonomi negara-negara maju. Chavez pun merupakan teladan dari seorang pemimpin negara yang berani untuk mengambil kebijakan demi menjamin kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya.

Chavez boleh pergi, tapi semangat dan teladannya dia tinggalkan untuk kita pelajari dan teladani.

Salam Hormat Untuk Hugo Chavez dari Indonesia..


Sumber:
http://sarifahgirsang.wordpress.com
Harian Kompas Kamis, 7 Maret 2013
www.bisnis.liputan6.com
www.sainsindonesia.co.id



No comments:

Post a Comment