Friday, 14 February 2014

Hari Kasih Sayang Bukan Hari Raya Umat Kristiani

Setelah berjalan selama 45 hari, tahun 2014 akhirnya sampai pada hari dimana sebagian besar warga dunia akan merayakan apa yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Hari Kasih Sayang. Ribuan atau bahkan jutaan pesan kasih sayang akan disampaikan dalam bentuk pesan pendek, cokelat, bunga, dll. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa perayaan bertema kasih sayang setiap tanggal 14 Februari tidak akan pernah terlepas dari sejumlah kontroversi dan silang pendapat.


Banyak orang yang merayakan hari ini dengan sukacita karena mereka meyakini bahwa pada Hari Valentine, mereka dapat mengekspresikan betapa mereka sangat mengasihi orang-orang spesial yang selama ini ada di sekitar kehidupan mereka. Ada pula yang merayakannya dengan biasa-biasa saja karena berpendapat bahwa kasih sayang seharusnya tidak hanya ditunjukan pada tanggal 14 Februari. Kasih sayang kepada orang-orang yang disayangi seharusnya ditampilkan dalam kehidupan setiap hari. Disisi lain, tidak sedikit yang tidak menyetujui merayakan hari tersebut, apalagi melihat berbagai bentuk ekspresi kasih sayang yang justru melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Valentine Day juga masih meninggalkan jejak sejarah yang belum disepakati. Setidaknya terdapat lebih dari satu mitos yang melatarbelakangi perayaan hari sayang tersebut.

Dari semua kontroversi yang menyertai perayaan Hari Kasih Sayang, fatwa pemimpin umat Islam yang melarang umatnya untuk merayakan hari tersebut, menjadi salah satu hal yang menurut saya penting untuk dicermati. Saya setuju jika ada yang menolak merayakan Hari Valentine karena melihat berbagai penyimpangan moral yang dilakukan ketika merayakannya. Tetapi saya sangat tidak setuju dengan pendapat atau dalil yang menolak merayakan Hari Valentine karena dianggap merupakan hari raya umat kristiani, dan yang paling saya sesalkan adalah pendapat yang mengatakan Hari Valentine sejalan dengan akidah kekristenan. Saya tidak perlu menyajikan satu demi satu bahan tulisan atau link website dimana tulisan tersebut berada, karena sangat mudah bagi kita untuk menemukan tulisan tersebut. Saya juga tidak bermaksud untuk memperdebatkan antara Islam dan Kristen. Saya juga tidak bermaksud untuk melakukan pembelaan atas nama agama. Tapi sebagai orang yang hidup ditengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat, saya merasa berkewajiban untuk menyampaikan pendapat saya ketika melihat sebuah kekeliruan pandangan berpeluang menempatkan masyarakat dalam posisi salah kaprah.

Apakah benar Kristen identik dengan frasa "kasih sayang"? Benar.
Dalam bahasa asli Alkitab, sedikitnya dikenal 4 istilah cinta atau kasih sayang. Philia (kasih antara teman), Eros (kasih atau cinta sepasang kekasih), Storge (kasih antar sesama anggota keluarga) dan Agape (kasih yang tulus tanpa syarat kepada Tuhan dan sesama manusia). Agape inilah yang menjadi inti dari kekristenan. Inti dari ajaran Alkitab sendiri menurut Tuhan Yesus Kristus adalah:

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri"

Jika demikian, bagaimana dengan ketiga bentuk kasih lainnya? Didalam ajaran Firmannya, Tuhan menghendaki agar kasih Agape menjadi dasar bagi ketiga bentuk kasih lainnya. Umat diajarkan untuk mengasihi teman-temannya (Philia) dengan kasih yang tulus seperti mengasihi diri sendiri, mengasihi pasangannya (Eros) dengan ucapan syukur bahwa Tuhan sudah terlebih dulu mengasihi kita, dan mengasihi sesama anggota keluarga dengan tulus dan ikhlas sebagai perwujudan kasih kepada Tuhan. Jadi apapun bentuk kasih atau cinta tersebut, semuanya harus dilandasi rasa "takut akan Tuhan (kasih kepada Tuhan)"

Jadi jika "kasih sayang" identik dengan Kristen, apakah Hari Kasih Sayang juga identik dengan Kristen? Tidak.
Kristen tidak hanya berbicara tentang kasih mengasihi, tapi Kristen juga memiliki sejumlah aturan yang bersifat wajib untuk diikuti oleh mereka yang mengaku beriman kepada Kristus dan Alkitab. Jadi jika maksud dan bentuk perayaan Hari Kasih Sayang bertentangan dengan ajaran dan kaidah kekristenan, maka Kristen dengan sendirinya tidak menyetujui Hari Kasih Sayang, dengan sendirinya tidak identik dengan Hari Kasih Sayang.

Tapi bukankah sejarah Hari Kasih Sayang tidak bisa dilepaskan dari sejarah gereja?
Benar jika Santo Valentine yang diyakini melatarbelakangi perayaan Hari Kasih Sayang merupakan seorang Pastor dari Khatolik. Benar bahwa perayaan ini pernah diperingati secara resmi oleh Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia sebelum dilarang secara resmi pada tahun 1969. Benar jika sebagian besar warga dunia yang merayakan Hari Valentine adalah mereka yang beragama Kristen. Benar bahwa sampai saat ini pun masih banyak gereja-gereja yang mendiskusikan atau bahkan merayakan Hari Valentine. Namun apakah fakta tersebut dengan sendirinya menjadikan Hari Kasih Sayang sebagai bagian dari nilai, ajaran atau hari raya di dalam Kristen? Tentu jawabannya adalah, tidak. Hari Kasih Sayang tidak pernah ditulis, dibahas, dan bukan merupakan bagian dari ajaran Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab. Kalau pun ada gereja dan umat Kristen yang merayakan Hari Valentine, itu adalah bagian dari keberadaan gereja dan umat sebagai bagian dari warga dunia. Kalau pun ada umat atau gereja yang merayakan hari kasih sayang secara menyimpang, tidak berarti bahwa ajaran Kristen mendukung hal tersebut.

Saya sangat menghormati teman-teman yang memilih untuk merayakan Hari Kasih Sayang, namun kiranya perayaan Valentine Day yang dilakukan tidak menjadi "batu sandungan" bagi orang lain.
Saya setuju jika mengasihi orang-orang disekitar kita tidak hanya dilakukan di tanggal 14 Februari, tapi perhatian dan kasih sayang tersebut perlu untuk diberikan setiap hari. Tentunya melalui bentuk-bentuk ekspresi yang sejalan dengan norma di masyarakat dan ajaran agama yang diimani.
Saya pun menghormati teman-teman yang memilih untuk tidak merayakan atau mengharamkan Hari Kasih Sayang dengan berbagai pertimbangan dan alasan.

Namun seperti yang sudah saya uraikan sebelumnya, saya tidak setuju jika Hari Kasih Sayang diidentikan sebagai Hari Raya Umat Kristiani. Mari kita kembangkan budaya berargumentasi secara adil, sehat dan bertanggung jawab.

Tuhan memberkati kita. Amin.


No comments:

Post a Comment