Sunday, 31 March 2013

Selamat Paskah

Keringat terus bercucuran di sekujur tubuh anak muda itu. Baju lusuhnya menjadi basah karena butiran keringat yang lambat laun terserap ke dalam setiap bagian serat kain yang membungkus tubuhnya. Wajahnya terus menunduk. Tangannya terus merapat ke tubuhnya. Duduknya terlihat tidak tenang, pertanda gelisah sedang menelusup ke dalam raganya.

Hari ini akan menjadi hari terakhir baginya, terdakwa kasus pembunuhan berencana. Sudah 3 bulan dia dipenjara dan sudah 3 bulan pula dia terus mengutuki dirinya karena melakukan kesalahan yang tidak seharusnya dia lakukan. Rasa bersalah selalu datang menghantui pikirannya. Andai waktu bisa diulang, tentu dia akan berpikir seribu kali untuk membunuh orang itu.

Terus berkubang di dalam gelisah menjadikannya tidak menyadari bahwa saat ini dia sudah duduk di kursi listrik. Menunggu datangnya maut menjemput. Air mata tak henti-hentinya mengalir di pipi. Tinggal selangkah lagi dia akan meninggalkan dunia. Pergi meninggalkan anak dan istrinya yang masih sangat membutuhkan dirinya sebagai suami dan ayah. Bagaimana dengan masa depan mereka? Apa yang akan mereka makan dan minum? Pertanyaan-pertanyaan itu datang seperti pisau yang terus menyayat hatinya. Kematian yang tidak pernah dia bayangkan bentuknya, akan segera dia rasakan dalam waktu beberapa menit lagi. Petugas telah selesai mengikat tubuh tervonis mati itu ke kursi listrik. Sementara petugas yang lain sedang menunggu aba-aba untuk menekan tombol yang akan segera mengirimkan malaikat pencabut nyawa dalam wujud, aliran listrik bertegangan tinggi.

Kemudian terdengar... "tunggu, aku bersedia menggantikannya"

Tampak seorang pria berdiri dihadapan mereka. Dengan penuh keyakinan dia mengucapkan barisan kata itu.

"Siapa kamu?", tanya petugas yang bertanggung jawab di tempat itu.

"Saya tidak mengenal terdakwa, tapi saya rela untuk menggantikan dia di kursi kematian ini. Saya rasa istri dan anak-anaknya masih membutuhkan suami dan ayah mereka. Saya yakin dia berhak untuk memperoleh pengampunan".

---------------



Pagi ini saya menerima beberapa pesan ucapan selamat paskah yang disampaikan oleh teman dan kerabat. Saya yakin bahwa saat mengucapkan pesan itu, mereka lebih banyak menyampaikannya sambil tersenyum dan bersukacita. Tapi entah kenapa yang justru muncul dalam benak saya adalah kilasan cerita di atas.

Ketika mengucapkan Selamat Paskah rasanya seperti kita sedang memberi ucapan selamat kepada terpidana mati dalam kisah diatas.

"Selamat Paskah, selamat ya udah ada yang menggantikanmu untuk mati. Kamu tidak perlu bersedih lagi"

---------------

Selamat Paskah, selamat karena mautmu sudah Paskah, sudah lewat..
Selamat atas kesempatan baru yang sudah Tuhan berikan..



Tuesday, 26 March 2013

Kebijakan Impor Produk Hortikultura dan Daging: Indonesia vs Amerika Serikat



Dalam rangka pengaturan proses impor produk hortikultura, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60 Tahun 2012 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 60 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketentuan Impor Produk Hortikultura, dan mulai resmi diberlakukan sejak tanggal 28 September 2012. Kedua peraturan ini diterbitkan dengan semangat pengamanan pangan dan bahan baku industri sekaligus dalam rangka pembenahan standar produk pertanian (khususnya produk hortikultura) dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam perdagangan internasional.
Permentan Nomor 60 Tahun 2012 mensyaratkan bahwa impor produk hortikultura baik dalam bentuk produk hortikultura segar untuk tujuan konsumsi, produk hortikultura untuk bahan baku industri maupun produk hortikultura olahan, hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh surat Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian. Selain persyaratan RIPH, Permendag Nomor 60 Tahun 2012 juga mengatur bahwa importir yang diijinkan untuk melakukan pemasukan produk hortikultura ke dalam wilayah Indonesia adalah importir yang telah mengantongi ijin baik sebagai Importir Produsen Produk Hortikultura (IP) maupun Importir Terdaftar Produk Hortikultura (IT). Impor hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan.


Setali tiga uang dengan produk hortikultura, Pemerintah sejak tahun 2011 telah mengatur proses impor sapi dan daging sapi dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rekomendasi Persetujuan Impor Daging dan Jeroan dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2011 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Hewan dan Produk Hewan. Berdasarkan kedua peraturan ini, impor sapi dan daging sapi dapat dilakukan oleh importir setelah memperoleh Rekomendasi Persetujuan Pemasukan (RPP) yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian dan Surat Persetujuan Impor (SPI) yang diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan. Sejalan dengan Permentan dan Permendag 60, Permentan 50 dan Permendag 24 diterbitkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa impor hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik yang belum mampu dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri.
Namun pada tahun 2012, tepatnya setelah penerbitan Permentan dan Permendag 60, Pemerintah Amerika Serikat memprotes Pemerintah Republik Indonesia atas kebijakan impor produk hortikulura dan daging sapi yang dianggap membatasi impor dan berdampak negatif bagi sektor pertanian dan peternakan negara-negara eksportir pada umumnya dan Amerika Serikat pada khususnya. Kebijakan Pemerintah Indonesia dianggap bertentangan atau tidak konsisten dengan peraturan yang telah disepakati bersama di tingkat World Trade Organization (WTO).
Amerika Serikat berpendapat bahwa kebijakan impor produk hortikultura dan daging yang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia belum memenuhi prinsip transparansi sebagaimana diatur dalam General Agreement on Tariffs and Trade yang ditandatangani pada tahun 1994 (GATT 1994). Berdasarkan GATT 1994, Amerika Serikat juga berpandangan bahwa peraturan-peraturan tersebut merupakan bentuk hambatan perdagangan non tarif (non tarif barrier) karena berpotensi membatasi importir dalam melakukan impor sekaligus membatasi akses ekspor bagi negara eksportir. Amerika Serikat pun menyatakan bahwa kebijakan perdagangan pemerintah Indonesia tersebut telah melanggar Import Licensing Agreement karena proses pengajuan ijin yang dianggap terlalu rumit sehingga berpotensi mendistorsi perdagangan.
Pemerintah Indonesia khususnya melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan dalam menyikapi protes Amerika Serikat tersebut, berpendapat bahwa peraturan impor produk hortikultura dan daging bukan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk melakukan pembatasan impor. Permendag dan Permentan 60 tidak dapat diartikan sebagai pembatasan jumlah impor, karena tidak menyebutkan secara spesifik mengenai jumlah yang akan diimpor. Rekomendasi juga diberikan secara adil tanpa membedakan setiap permohonan. RIPH tidak bertujuan untuk membatasi impor, namun untuk kepentingan keamanan pangan (food safety), dimana penetapan jumlah yang diperbolehkan impor didasarkan pada kapasitas gudang penyimpanan yang ada (cold storage), dengan pertimbangan produk hortikultura mudah rusak.
Permentan 50 dan Permendag 24 tidak dapat diartikan sebagai pembatasan impor, karena penerbitan peraturan tersebut bertujuan untuk melindungi kepentingan nasional dari faktor kesehatan, keselamatan, keamanan, lingkungan hidup dan moral bangsa (K3LM) yang berujung pada kemandirian sektor pertanian. Terkait dengan masalah transparansi, Pemerintah Indonesia menjamin bahwa proses impor hortikultura dan daging telah dilaksanakan dalam kerangka prosedur yang transparan. Selain itu, prosedur impor hortikultura dan daging telah diatur secara cermat sehingga kekhawatiran pemerintah Amerika Serikat akan terdistorsinya perdagangan dipastikan tidak akan terjadi.
Pandangan dan Tanggapan Pemerintah Indonesia secara lengkap telah disampaikan dalam Pertemuan Konsultasi antara Indonesia dan Amerika Serikat pada tanggal 21-22 Februari 2013 di Genewa, Swiss. Namun demikian, pertemuan tersebut belum menghasilkan kesepakatan bagi kedua belah pihak. Hasil pertemuan tersebut direncanakan akan kembali dibahas dalam pertemuan berikutnya yang diagendakan untuk dilaksanakan pada akhir Maret 2013.
Jika pertemuan konsultasi selanjutnya tidak dapat menghasilkan kata sepakat, maka protes Amerika Serikat tersebut dapat berlanjut menjadi Sengketa Perdagangan (Dispute Settlement) di tingkat WTO. Pemerintah Indonesia tentunya akan menghindari hal ini, mengingat pengalaman sebelumnya menunjukan bahwa penyelesaian Sengketa Perdagangan akan menghabiskan banyak waktu dan biaya. 

Wednesday, 20 March 2013

Cerita tentang mimpi


Apa yang ingin kamu gapai di masa depan? Apa yang menjadi mimpimu selama ini?

Pertanyaan itu mengalir begitu saja dari bibir mungilmu. Matamu berbinar memancarkan rasa ingin tahu yang semakin menguat. Aku melihat peduli didalam setiap barisan kata-kata itu. Kamu peduli terhadap kehidupan pria yang duduk di hadapanmu. Peduli terhadap apa yang ingin dia lakukan, peduli dengan apa yang ingin dia perjuangkan.

Sejenak aku menyeruput cokelat hangat yang disajikan 5 menit yang lalu. Mencoba mengolah pertanyaanmu itu di dalam pikiranku. Bukan karena itu pertanyaan yang sulit, tapi karena aku mencoba menemukan jawaban lain untuk menggantikan jawaban sebenarnya yang tertahan dibatin.

Aku ingin keluar dari kenyamananku..

Apa maksudmu?

Aku tidak ingin hanya berhenti di setiap pencapaian yang aku peroleh. Aku ingin terus naik dan naik. Menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Dalam hal apapun. Itulah mimpiku selama ini


Kamu membalas pertanyaan itu dengan senyumanmu. Senyum yang merekah mempertotonkan keindahan yang selalu kusuka. Aku suka melihatmu tersenyum. Bagiku tidak ada keindahan yang dapat disetarakan dengan manisnya senyum itu. Aku rela untuk duduk lama memandangi wajahmu demi menunggu hadirnya senyum itu.

Cantiknya..

Aku membatin ketika mengagumi keindahan parasmu. Senyum dan cantik. Kombinasi terbaik yang membuatku tidak pernah bosan untuk menghabiskan waktu berjam-jam didalam ruang obrolan yang tiada batasnya. Tiada habisnya.

Namun itu saja tidak cukup. Ada hal lain yang tersembunyi dibalik keindahan tampilanmu. Cerdasmu. Kamu pintar didalam pemikiranmu. Pintar didalam perkataanmu. Pintar didalam tingkah lakumu.

Senyum, cantik, cerdas. Hatiku telah terperangkap dalam tiga dimensi itu. Dimensi yang telah menggeser mimpi yang baru saja kuceritakan tadi ke puncak kedua cita-citaku. Karena sejak berada di dalam dimensi itu, hanya satu inginku.. Menjadikanmu ratu dihatiku dan menjadikanku raja dihatimu.

Tapi saat ini aku tidak terlalu memikirkan angan itu. Bagiku momen menikmati keindahan yang telah disediakan Tuhan dihadapanku saat ini adalah sesuatu yang terlalu berharga untuk dilewatkan.

Tentang cita-cita itu, biarlah itu terus ada di puncak tertinggi. Akan ku kudaki sampai ku temukan.

Tuesday, 19 March 2013

Sajak Raga Yang Menjiwa


Raga hadir sebagai bagian terkuat dari keberadaan manusia. Pelaku setiap aktivitas kehidupan dalam kesehariannya. Kokoh dalam pembawaannya, logis dalam pemikirannya. Bergelora semangat dan daya juangnya. Tidak ada hal yang tidak bisa diraih, tidak ada angan yang tidak bisa dicapai. Menghamburkan optimisme setiap kali bertutur. Memancarkan petuah setiap kali berkata. Bertindak di dalam keteraturan, namun terkadang berlebihan dalam membebani dirinya sendiri.

Jiwa yang nampaknya rapuh justru datang dengan semangatnya. Menjadi penghibur dikala sendu. Menjadi pengajar ketika berjumpa dengan gelombang permasalahan. Menuntun didalam kesabaran. Senyum sang raga adalah inginnya. Kepuasan adalah ketika tolong dapat dia bagikan. Datang dalam kesederhanaan dengan membawa sejumlah pemikiran yang  terbalut modernitas. Tangisannya adalah sumber kekuatan yang menopang hatinya dikala lemah.

Keduanya adalah satu didalam manusia. Kombinasi utuh yang tidak dapat dipisahkan. Bagaimana mungkin manusia ada jika raga hadir tanpa jiwa? Bagaimana mungkin dapat disebut manusia jika hanya jiwa yang melayang dalam ketidakpastian raga? Jiwa dan raga adalah simbol percintaan sejati yang membuahi eksistensi manusia. Keduanya bercinta didalam ikatan semesta alam yang telah mentakdirkan mereka dalam kebersamaan. Bersahabat dan bergaul tanpa pernah terpisahkan, menjadi tontonan keseharian sang Bumi.

Dan langit sementara menampilkan panorama kegilaan antara dua insan. Tak henti-hentinya raga memuja sang jiwa dengan lantunan melodi surgawi. Pengagungan yang setinggi-tingginya dia berikan kepada belahan jiwanya. Puji-pujian antara kedua mempelai hati membawa kedamaian bagi manusia yang dituntunnya.

Namun apa jadinya ketika jiwa diambil dari raga?


Manusia menjadi mayat hidup yang berkoneksi dengan sekitarnya dalam keragu-raguan. Tidak ada lagi rasa yang mampu dikecap. Tidak ada lagi mimpi yang mampu dipikir. Tidak ada lagi harmoni yang mampu didengar. Kematian yang tadinya suram seakan berubah menjadi kado terindah yang layak untuk ditunggu.

Lakon dunia yang semakin dekat dengan episode terakhirnya ini telah mensintesa banyak manusia beraga tanpa jiwa.

Haruskah sebuah raga ditambahkan lagi ke dalam pusaran berujung hampa itu hanya karena alasan “bagiku itu sudah lebih dari cukup”??

Pastikan jiwa dan ragamu tetap saling bercumbu dalam cinta sejati agar indahnya hidup tetap mampu direngkuh.

Saturday, 9 March 2013

Salam Hormat Untuk Hugo Chavez

Pada tanggal 5 Maret yang lalu salah seorang teman dari Venezuela menyampaikan ucapan selamat ulang tahun lewat akun facebook saya. Sambil mengucapkan terima kasih, saya kemudian bertanya tentang kabar dari Presidennya, Hugo Chavez, yang sejak dua bulan terakhir telah dirawat di salah satu rumah sakit di Kuba untuk menjalani operasi kanker yang telah lama dideritanya.


Sumber: www.google.com

"How is your President?", demikian pertanyaan saya kepada Ainaru Anez. Sama sekali tidak ada dugaan bahwa pada hari itu juga, sang Presiden telah dipanggil pulang oleh sang pencipta.

Semasa kepemimpinannya sebagai Presiden Venezuela, Chavez sangat dikenal dengan kebijakan-kebijakan sosialisnya. Kebijakan yang menjadikan keinginan dan kehendak rakyat dalam arti yang sebenarnya sebagai kekuatan utama yang menggerakan roda kehidupan negara Venezuela.

Hugo Chavez terpilih sebagai Presiden Venezuela dalam pemilihan umum yang digelar pada bulan Desember tahun 1998 setelah memperoleh suara mayoritas sebanyak 56%, mengalahkan dua partai kanan yang telah menguasai Venezuela selama 40 tahun. Setahun kemudian Chavez menggelar referendum untuk membentuk Dewan Konstitusi sebagai langkah awal untuk merealisasikan berbagai kebijakan sosialisnya. Dewan bentukan Chavez ini memperoleh dukungan mayoritas 90% rakyat Venezuela yang menjadi peserta referendum pada saat itu. Dewan Konstitusi merupakan cara Chaves untuk meningkatkan keterlibatan rakyat dalam kegiatan politik secara rutin, tidak hanya dalam proses pemilihan umum lima tahunan. Dewan Konstitusi mengambil sebagian kewenangan parlemen seperti penunjukan hakim dan penunjukan perwira militer yang akan memperoleh promosi. Kepercayaan masyarakat Venezuela atas pemerintahan Chavez berhasil menjadikan dia kembali terpilih sebagai Presiden Venezuela dalam pemilihan umum yang digelar pada bulan Oktober tahun 2012.

Chavez menjadikan semangat juang Simon Bollivar (pemimpin perjuangan kemerdekaan rakyat Venezuela pada tahun 1811 dan 1821) sebagai sumber inspirasi dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat Venezuela. Semangat inilah yang menjadikan kebijakan-kebijakan Chavez mendapat dukungan penuh dari Chavitas (sebutan bagi pendukung Chavez) yang jumlahnya adalah mayoritas dari total penduduk Venezuela.

Chavez mendapat tempat tersendiri di hati rakyat Venezuela atas sejumlah kebijakan sosialisnya yang sangat pro kesejahteraan rakyat Venezuela. Chavez telah melakukan 5 kali devaluasi sejak tahun 2003 dan terakhir kali dilakukan pada tanggal 13 Februari 2013. Devaluasi adalah kebijakan menurunkan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Kebijakan Devaluasi pada Februari 2013 berhasil memangkas nilai kurs mata uang Venezuela terhadap dolar Amerika sebanyak 32 persen dari sebelumnya 1 $US = 6,3 bolivar menjadi 1$US = 4,3 bolivar. Tujuan dari kebijakan devaluasi adalah untuk menjadikan harga komoditas ekspor menjadi lebih murah sehingga dapat bersaing di pasar internasional. Namun dampak negatifnya adalah harga barang-barang impor menjadi lebih mahal.

Pada tahun 2005 Chavez menyatakan dengan jelas bahwa dia menentang penerapan Free Trade Area of Americas (FTAA) dengan alasan bahwa kawasan perdagangan bebas tersebut nantinya hanya akan menguntungkan negara-negara maju di utara. Chavez pun aktif untuk melakukan nasionalisasi beberapa perusahaan asing di sektor perbankan, semen dan migas sejak tahun 2007. Salah satu tujuan dari kebijakan nasionalisasi perusahaan asing ini adalah untuk meningkatkan pendapatan negara dari perusahaan domestik. Bahkan pada akhir tahun 2012, Chavez mengancam akan menasionalisasi bank-bank swasta yang menolak untuk mendanai proyek-proyek pertanian yang telah diprogramkan. Peraturan perundangan Venezuela mewajibkan bank-bank swasta untuk menyediakan 10% dari dana kreditnya untuk membiayai program pertanian pemerintah.

Tidak lama setelah Chavez menjadi Presiden, Venezuela berhasil melunasi hutangnya ke IMF. Keberhasilan ini kemudian ditindaklanjuti dengan keluarnya Venezuela dari Bank Dunia dan IMF pada tanggal 30 April 2007. Chavez juga berupaya untuk menyebarkan paham sosialisme dan revolusi Bolivariannya ke kawasan Amerika Latin dan Karibia dengan menawarkan minyak murah kepada negara-negara sekutunya seperti Bolivia, Ekuador, Nikaragua dan beberapa negara Karibia. Pemerintahan Chavez pun berhasil untuk menyediakan perumahan murah, pengobatan gratis dan pendidikan gratis sampai perguruan tinggi bagi warga Venezuela.

Berbagai kebijakan positif dari Presiden Chavez patut dicontoh oleh pemimpin negara-negara berkembang dalam mendiskresi kebijakan-kebijakan ekonomi di negara mereka masing-masing, termasuk Indonesia. Chavez merupakan teladan hidup perlawanan sebuah negara berkembang dalam menentang imperialisme ekonomi negara-negara maju. Chavez pun merupakan teladan dari seorang pemimpin negara yang berani untuk mengambil kebijakan demi menjamin kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya.

Chavez boleh pergi, tapi semangat dan teladannya dia tinggalkan untuk kita pelajari dan teladani.

Salam Hormat Untuk Hugo Chavez dari Indonesia..


Sumber:
http://sarifahgirsang.wordpress.com
Harian Kompas Kamis, 7 Maret 2013
www.bisnis.liputan6.com
www.sainsindonesia.co.id



Wednesday, 6 March 2013

Happy Reborn

Ternyata sudah sebulan saya tidak menyambangi blog ini (",)

-----------------------------

Banyak orang yang percaya bahwa angka 13 sangat identik dengan kata sial, jauh dari beruntung, dan sejenisnya. Bahkan tahun 2013 pun dipercaya oleh sebagian orang memiliki kadar "kesialan" yang tidak sedikit. Tapi saya kurang percaya dengan hal ini.

Setahun yang lalu salah seorang teman dari Vietnam berkunjung ke Jakarta dan Denpasar untuk urusan dinas. Beruntung saya dapat bertemu dengannya di Jakarta meskipun hanya sebentar. Dari beberapa ceritanya, ada dua informasi penting yang dia bagikan. Pertama, tahun depan (tahun ini) dia akan menikah dengan pasangannya. Kedua, menurut kalender tahun Cina, tahun ini adalah tahun rejeki dan keberuntungan bagi mereka yang lahir di tahun 1985 (kebetulan tahun kelahiran kami sama). Saya tidak terlalu percaya dengan perhitungan kalender Cina tentang peruntungan, nasib, dll. Tapi karena "aroma" dari informasi ini cukup positif, tetap saya "hirup" dengan mengamininya. (",)

Saya pertama kali jatuh cinta dengan novel (tentang the beauty of writing lebih tepatnya) saat salah seorang teman di SMA memperkenalkan buku Harry Potter. Kisah Harry Potter dan batu bertuahnya (buku pertama) saya lahap dalam waktu satu hari. Daya tarik cerita, kekuatan penokohan dan dinamika alur yang menarik menjadikan saya rela untuk menghabiskan waktu berjam-jam demi mengikuti kisah petualangan sang penyihir muda di buku kedua dan selanjutnya.

Butuh waktu belasan tahun bagi saya untuk dapat kembali menikmati gairah membaca yang sama dalam novel Laskar Pelangi dan Perahu Kertas. Laskar Pelangi menawarkan petualangan kecerdasan yang diselingi dengan pengalaman melankolis sang penulis dalam diksi yang memberikan efek magis bagi para pembacanya. Sedangkan Perahu Kertas membedah kisah fiksi percintaan anak muda dengan menyertakan fenomena-fenomena yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari namun tetap mampu menimbulkan gejolak merasa dari pembacanya. Persamaannya adalah kedua novel tersebut ditulis secara pintar oleh penulisnya, sehingga pertanyaan yang selalu muncul dalam benak saya adalah: Bagaimana mereka bisa menghasilkan karya seperti itu?

Jawaban itu akhirnya saya temukan ketika membaca berbagai jenis tulisan yang saya temui setiap hari: koran, majalah, blog, jurnal ilmiah, buku teks pelajaran dll. Tulisan-tulisan tersebut saya bagi dalam dua kelompok besar, menarik dan tidak menarik. Tulisan yang menarik ini lah yang kemudian saya temukan bahwa mereka adalah hasil dari sebuah kejujuran dan keikhlasan dari penulisnya untuk menghadirkan karya-karya fantastis untuk membagikan pemikiran dan perasaan positifnya. Mungkin bagi sebagian orang karya tersebut adalah tulisan sederhana. Namun bagi mereka yang membaca dengan rasa, tidak terlalu sulit rasanya untuk dapat mengecap nikmatnya karya itu.

Tahun keberuntungan dan keinginan untuk terus menulis dalam media apapun.

Dua hal inilah yang akan menjadi spirit booster bagi saya untuk mendaki 360 anak tangga menuju puncak tahun kehidupan berikutnya.

Kiranya saya dapat terus beruntung untuk bisa memberikan keuntungan bagi sesama.
Kiranya saya mampu untuk terus menulis kapanpun, dimanapun, dalam bentuk apapun untuk berbagi.

Happy Reborn!!



(a gift from a friend)