Wednesday, 8 January 2014

Saya Malu Sama Tuhan

Dalam kitab suci orang Kristiani terdapat sebuah kisah atau perumpamaan tentang talenta.

Dikisahkan pada saat itu terdapat seorang majikan yang memiliki 3 orang pembantu. Majikan tersebut berencana untuk pergi keluar negeri, dan sebelum meninggalkan rumahnya, dia mempercayakan sejumlah hartanya kepada 3 orang pembantunya untuk dikelola. Ketiga orang pembantu tersebut masing-masing memperoleh 5 talenta, 2 talenta dan 1 talenta.


Pembantu yang memperoleh 5 talenta setelah memperoleh uang tersebut segera mengusahakan dana tersebut dan menghasilkan laba 5 talenta. Dengan semangat yang sama, pembantu yang memperoleh 2 talenta pun segera mengelola dana yang dipercayakan oleh tuan nya dan menghasilkan 4 talenta. Berbeda dengan kedua temannya, pembantu yang memperoleh 1 talenta tidak mengelola dana yang dia terima, melainkan memutuskan untuk mengubur 1 talenta tersebut didalam tanah sehingga tidak menghasilkan apapun. Pikirnya, "sungguh tidak adil tuan ku itu terhadap diriku, karena aku hanya diberikan bagian yang paling kecil dibandingkan dengan teman-temanku".

Sekembalinya sang majikan dari luar negeri, dia segera memanggil pembantu-pembantunya dan melakukan perhitungan dengan mereka. Kepada kedua pembantunya yang menghasilkan laba, diberinya pujian dan apresiasi. Namun terhadap hambanya yang tidak menghasilkan apa-apa, diberinya hukuman. Talenta yang dia miliki pun diambil daripadanya dan diserahkan kepada meraka yang berhasil memperoleh laba.

Penggalan cerita diatas hendak menggambarkan hubungan antara Tuhan dan manusia, dimana yang satu bertindak sebagai pemberi talenta dan yang satu menjadi penerima talenta. Tuhan dengan segala kebijaksanaannya telah memberikan "talenta" kepada manusia ciptaannya, baik dalam bentuk harta, keterampilan tertentu, kecerdasan, kesempatan, dll. Semua itu diberikan oleh Sang Majikan, agar manusia dapat menggunakannya semaksimal mungkin sebagai bentuk ucapan terima kasih dan syukur kepada yang memberi.

Dalam cerita diatas, majikan memberikan pujian dan apresiasi kepada kedua pembantunya yang berhasil, bukan didasarkan karena majikan tersebut dapat memperoleh tambahan kekayaan, melainkan karena pembantu tersebut dapat menunjukan rasa terima kasihnya atas kepercayaan tuan nya (kepercayaan untuk mempercayakan hartanya) dalam bentuk laba yang dihasilkan. Sebaliknya, pembantu yang mengubur talentanya memperoleh hukuman bukan karena ketidakberhasilannya, tapi karena tidak adanya rasa bersyukur dalam diri pembantu tersebut.

Majikan memberikan talenta yang berbeda-beda karena mengenal kemampuan pembantunya. Tuhan memberikan talenta yang berbeda-beda karena mengenal kemampuan umat ciptaan-Nya.

----------

Hari ini, mungkin saya tidak menjadi pembantu dengan 1 talenta, namun saya juga tidak menjadi pembantu dengan 2 dan 5 talenta. Saya gagal memaksimalkan talenta yang Tuhan berikan.

Hari ini semua nilai semester III sudah diumumkan dan hasilnya, bila dibandingkan dengan semester sebelumnya, sangat mengecewakan. Memang jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh orang lain, tidak seharusnya saya kecewa dan merasa gagal. Namun saya tidak pernah membanding-bandingkan apa yang saya peroleh dengan apa yang diperoleh orang lain.

Bagi saya, maksimalnya setiap orang itu berbeda-beda sehingga tidak bisa dibanding-bandingkan.
Bagi saya, kalau pun ingin membanding-bandingkan, bandingkan lah apa yang Tuhan berikan, dengan apa yang kita hasilkan.
Oleh karena itu..
Bagi saya, saya gagal semester ini... Tuhan sudah memberikan yang terbaik bagi saya, namun pemberian tersebut tidak dapat saya maksimalkan..Talenta yang dia berikan, sudah saya sia-siakan begitu saja..

Tuhan sudah terlalu amat sangat baik bagi saya..

Malu rasanya untuk menghadap hadirat-Nya..